Duhai
kawan, bukankah sudah pernah kusampaikan secara terang-terangan padamu, baik
lisan maupun tulisan? Bukankah berulang kali secara implisit juga kusampikan?
“Janganlah berjalan di belakangku,
karena aku tak mau kau mengikutiku
Jangan pula berjalan di depanku, karena
aku tak mau mengikutimu
Tapi berjalanlah di sampingku, kita
berjalan bersama, saling mengingatkan dan menguatkan”
Aku
tak ingin di depanmu, karena aku takut terlalu fokus di depan sehingga melupakan
bahwa ada kamu di belakangku. Aku takut meninggalkanmu atau terpisah darimu
sementara ujung perjalanan masih jauh dari pandangan. Aku tak berani di depan,
karena bisa jadi dan kemungkinannya sangat tinggi aku salah membaca rambu-rambu
jalan, sehingga justru malah menyesatkan.
Aku
juga tak mau di belakangmu. Bisa jadi juga kau terlalu cepat di depan dan
melupakanku. Sementara aku tertinggal jauh di belakang dan tak bisa lagi
melihatmu. Selain itu akupun tak bisa menjamin kau benar-benar tahu dan
memahami peta itu.
Memang
pemimpin harus tetap ada. Namun, kita bisa berbagi tugas bukan? dan tentu
pemimpin di sini tak bisa diartikan harfiah harus di depan bukan? dan ketika
pemimpin salah, bukankah yang dipimpin juga punya kewajiban untuk mengingatkan
dan mengarahkan pemimpin?
Akan
tiba masanya ketika salah satu dari kita tertutup pandangannya, terbelokkan
arahnya, keluar dari jalurnya, maka salah satu diantara kita yang melihat dan
memahami peta-lah yang akan meluruskannya kembali.
Akan
ada saatnya ketika mungkin salah satu diantara kita tesandung dan jatuh
terjerembab. Maka salah satu diantara kita yang tidak terjatuhlah yang akan
menolong dan membantu untuk kembali bangkit.
Lebih
banyak lagi, dan selalu akan selalu bertambah lebih lagi, situasi kondisi dan
keadaan yang di luar dugaan kita. bisa jadi kita akan berpisah di tengah jalan
sebelum sampai di tujuan. Entah karena persimpangan yang berbeda jalan, atau
salah satu diantara kita harus kembali, atau justru salah satu diantara kita harus
berhenti.
Kawan, mari kita eratkan genggaman. Mari kita kuatkan dengan
bergandengan. Mari bersama meniti jalan, menghadapi rintangan, menyelesaikan
permasalahan, dan mari songsong tujuan dengan keberhasilan yang gemilang.
Yogyakarta, 2012-2015
No comments:
Post a Comment