Friday, May 18, 2012

Bergembira Bersama-sama


Tik tok, tik tok. Detik jam tanganku terdengar keras di keheningan malam. Tak terasa, aku merebahkan diri sudah sejam, namun mata ini tak mau terpejam. Malah semakin terbuka di dalam kondisi lampu yang sudah padam.
Tik tok, tik tok. Suaranya semakin keras. Semakin jelas. Seolah tak mau berhenti, walau hanya sekilas. Seperti kaki-kaki ini yang sehari ini terus mengayuh sepeda dengan lepas, serasa tanpa beban tapi berkeringat deras.
“Pantai, pantai, pantai...” begitu ucap Brain di hampir setiap kayuhan sepedanya. Ada Dini, Aat, Ayya’, Halim, Rofiq, aku, Bagus, dan Arma. Ditambah Jey yang tiba-tiba ada. Datang tak dijemput, tapi pulangnya diantar berdua. Berangkat pake motor, sedangkan pulangnya dengan sepeda. Ya, kita bersepeda bersama. Di hari libur yang tak sering tiba. Menghilangkan penat dan segala tekanan yang ada. Mencari waktu berkumpul dan RAPAT bersama (hahaha).
Jalan demi jalan terlewat. Tetes demi tetes keringat, tak menjadi pematah semangat. Kami terus mengayuh dengan kuat. Meski tak begitu cepat, namun juga tak lambat, kami yakin dan terus bertekad; mencapai Pantai Parang Tritis dengan sepeda, dan yang terpenting dengan selamat. Meski tujuan sebenarnya adalah RAPAT (permintaannya Brain lhoo.. :P).
*****
Aku tetap mencoba menutup mata. Berharap bisa beristirahat seperti mereka. Namun, usahaku sia-sia. Dengkuran mereka (Halim, Rofiq, dan Bagus) terdengar menggema. Saling bersahutan seperti dalam lomba. Berdengung mengisi seantero ruang kamarnya. Layaknya ombak tadi pagi di sana. Berayun, bergelombang menyambar tubuh kita. Menampar dan mendorong, seolah ingin berkata, “aku sangat bertenaga…!!” sambil menjatuhkan semua orang yang dilaluinya.
Dengkuran itu sedikit demi sedikit menghilang. Digantikan hempusan-hembusan nafas panjang. Dan tetap membuatku tak dapat beristirahat dengan tenang. Hembusan nafas mereka semakin kencang, seperti angin di pantai tadi yang membuat air bergelombang. Menghantam dan menjatuhkan semua orang. Tapi, tanpa itu semua orang tak akan merasa senang.
*****
Akhirnya, suara-suara itu hilang perlahan. Menciptakan keheningan. Cukup tenang untuk melampiaskan mata yang sudah tak tahan. Perjalanan hari ini sangat menyenangkan. Meski ada beberapa kejadian yang tak dinginkan. Brain yang tergesa-gesa pulang, motor Jey yang kecelakaan, Halim dan Rofiq yang kehujanan, dan tas Arma yang ketinggalan. Namun, banyak pula pelajaran yang didapatkan. Perencanaan yang matang, koordinasi yang jelas dan terang, kemauan dan kemampuan tiap orang, semuanya dibutuhkan. Selain itu, luka Rofiq pun jadi agak mendingan, olahraga yang menyegarkan, dan sebagainya. Yang paling terutama adalah perjalanan ini telah membuktikan indahnya ukhuwah islam, yang dalam bahasa keseharian sering disebut sebagai persahabatan.
Semoga perasaan ini tak hanya untuk hari ini…. :)
Yogyakarta, 04 Mei 2012