Tuesday, May 19, 2015

Aku (Menik)Mati, Karena Aku Peduli

Masih adakah para pejabat pemerintah yang murni berniat untuk memperbaiki negaranya? Adakah pejabat yang benar-benar bekerja untuk kesejahteraan rakyatnya? Adakah pejabat yang melakukan apapun memang sesuai dengan landasan negaranya? Ataukah mereka bekerja hanya jika ada keuntungan bagi diri mereka? Atau mereka melakukan sesuatu karena ingin menunjukkan kekuasaannya? Atau mereka melakukan sesuatu hanya untuk memperbanyak harta dan uangnya?
Masih adakah parpol yang melakukan pendidikan politik kepada masyarakat? Masih adakah parpol yang melakukan setiap kegiatannya sesuai dengan tujuan yang mereka buat? Masih adakah parpol yang memilih orang-orang yang benar-benar berkompeten untuk memimpin? Ataukah sudah tidak ada lagi parpol yang melakukan pendidikan kepada masyarakat? Atau tujuan mereka sudah teracuni dengan kepentingan dan uang?
Masih adakah ormas yang benar-benar melakukan pengabdian kepada masyarakat? Masih adakah ormas yang benar-benar tulus membantu masyarakat? Ataukah mereka sudah teracuni oleh kepopuleran dan kegengsian? Atau jangan-jangan program yang dilakukan justru hanyalah kedok untuk merampas kekayaan masyarakat?
Masih adakah sekolah yang benar-benar menyelenggaran pendidikan untuk mengembangkan potensi siswa? Masih adakah sekolah yang benar-benar memperhatikan pekembangan siswa untuk menjadi penerus bangsa? Atau lembaga pendidikan yang ada justru membuat siswa tak terdidik? Atau jangan-jangan lembaga pendidikian didirikan justru untuk menipu, juga sebagai kedok merampas kekayaan masyarakat?
Masih adakah dosen dan guru yang benar-benar mendidik muridnya? Masih adakah guru atau dosen yang memperhatikan perkembangan kepribadian muridnya? Masih adakah dosen dan guru yang benar-benar melakukan penelitian untuk mengembangkan pengetahuan? Atau jangan-jangan mereka mendidik hanya untuk menggugurkan kewajiban? Atau jangan-jangan mereka melakukan penelitian hanya karena ada kepentingan? Atau penelitian yang mereka lakukan hanya untuk mendapatkan uang? Atau yang mereka lakukan hanya untuk mengejar pangkat tertinggi dan mendapat gaji yang tertinggi?
Masih adakah orangtua yang peduli terhadap perkembangan anaknya? Masih adalah orangtua yang mendidik dan menjadikan anaknya sebagai penerus bangsa? Atau jangan-jangan orangtua menikah hanya untuk nafsu belaka? Atau mereka tak tahu bagaimana cara mendidik anak? lebih fokus bekerja dan mencari uang tanpa tahu kewajiban sebagai orangtua? Mengabaikan perkembangan anaknya, bahkan justru menjeremuskan anaknya kepada hal-hal yang buruk?
Masih adakah siswa dan mahasiswa yang benar-benar belajar untuk mengembangkan potensinya? Masih adakah siswa dan mahasiswa yang peduli terhadap masyarakatnya? Masih adakah siswa dan mahasiswa yang memandang masa depan? Berencana untuk kebaikan bangsa negara? Atau mereka belajar hanya karena status sosial, atau konformitas? Atau mereka belajar hanya untuk mendapatkan ijazah yang kemudian hanya sekedat untuk mendapatkan pekerjaan, mendapatkan uang?
Apakah hidup di dunia ini hanya benar-benar sekedar mencapai kebahagiaan? Apakah standar kebahagiaan ditentukan oleh tingginya kekuasaan dan banyaknya kekayaan?
Aku tak peduli bagi pembaca yang mungkin akan merasa marah karena ini hanya subyektif penulis. Aku tak peduli bagi para pembaca yang mungkin tidak sadar akan kondisi sekitarnya bahwa sungguh beraneka ragam manusia yang tinggal di dunia. Aku tak peduli kepada pembaca yang merasa risih karena beberapa tulisan ini menggambarkan dirinya, mengungkapkan apa yang selama ini disembunyikannya. Sungguh aku tak peduli pada mereka. aku hanya peduli pada orang-orang yang masih merasa sendirian, sendiri memperjuangkan dan terus melakukan nilai-nilai kebaikan dengan cara-cara yang benar. Meski lingkungan di sekitar tak jarang meremehkan, merendahkan, dan menganggap itu hal yang sia-sia.

Kawan, janganlah berhenti untuk peduli. Janganlah berhenti menebar kebaikan dengan cara yang benar. Janganlah pernah berpikir apa yang kalian lakukan itu sia-sia. Sungguh, akan tiba saatnya orang-orang terbaik di dunia ini datang. Mereka akan membangkitkan dunia, mereka akan memperbaiki keboborokan yang terjadi di mana-mana. Sungguh, akan tiba saatnya kebenaran itu memang benar, kebaikan tak bisa dicampur aduk dengan keburukan. Yang baik tetaplah baik  dan yang buruk tetaplah buruk. Teruslah peduli, karena sekecil apapun kepedulianmu akan berdampak baik pada suatu saat nanti, karena saat kau melakukan hal yang paling baik sekalipun akan selalu ada orang yang menganggapnya sia-sia. 

Ruang kecil KMP,

14:02, 20 Mei 2015