Sunday, January 30, 2011

Di Mana Kau?

aku menunggumu di setiap doa'ku. tapi tak ada yang datang. aku coba menghampiri ke masjid, namun tak ada juga. kuputuskan membuat janji malam hari, sepertiganya malam, tapi juga tak hadir. kusebut nama itu selalu, tapi tak da yang menjawab.
aku tetap tak menyerah. mengulangi semua yang telah kulakukan.
aku coba tuk memenuhi semua persyaratan, dan tetap tak kunjung datang. aku juga mencoba tuk menghindar semua yang dilarang, tapi tetap saja jauh.
seementara itu, aku lihat yang tidak melakukan apa-apa. sepertinya mereka santai saja. tak peduli dengan apa yang aku pikirkan. tidak seperti aku yang kelelahan, mencoba segala cara. tuk mencapainya. apa mereka sudah mencapainya? atau memang mereka tidak mengetahi. atau mungkin mereka tak pernah sadar?
di mana Engkau?
haruskah kuhancurkan tembok China untuk menghampiri-Mu?
haruskah ku melewati lautan api yang ganas?
atau mendaki gunung yang tinggi?
aku lelah, tapi aku tak akan pernah menyerah.

Monday, January 24, 2011

Semoga Makin Cinta

sebuah kisah tentang totalitas cinta yang dicontohkan Allah lewat kehidupan Rasul-Nya.
Pagi itu, meski langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap. Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbata memberikan petuah, "Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua hal pada kalian, sunnah dan Al Qur'an.
Barang siapa mencintai sunnahku, berati mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan bersama-sama masuk surga bersama aku.“
Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang teduh menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca. Umar dadanya naik turun menahan napas dan tangisnya. Ustman menghela napas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba."Rasulullah akan meninggalkan kita semua," desah hati semua sahabat kala itu. Manusia tercinta itu, hampir usai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan sigap menangkap Rasulullah yang limbung saat turun dari mimbar. Saat itu, seluruh sahabat yang hadir di sana pastikan menahan detik-detik berlalu, kalau bisa. Matahari kian tinggi, tapi pintu Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam.
"Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk,
"Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah,
"Siapakah itu wahai anakku?“
“Tak tahulah aku ayah, sepertinya ia baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap putrinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Satu-satu bagian wajahnya seolah hendak di kenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malakul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya.
Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tak ikut menyertai. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap diatas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini."Jibril, jelaskan apa hakku nanti dihadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril Tapi itu ternyata tak membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. "Engkau tidak senang mendengar kabar ini?" Tanya Jibril lagi. "Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?""Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada didalamnya," kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik Tampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.
"Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."Lirih Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril membuang muka.
"Jijikkah kau melihatku, hingga kaupalingkan wajahmu Jibril?“ Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
"Siapakah yang tega, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril.
Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, karena sakit yang tak tertahankan lagi. " Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku." Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya."Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku, peliharalah shalat dan santuni orang-orang lemah di antaramu."
Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
"Ummatii, ummatii, ummatiii...“
"Umatku, umatku, umatku" Dan, pupuslah kembang hidup manusia mulia itu.
Kini, mampukah kita mencintai sepertinya?
Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihiBetapa cintanya Rasulullah kepada kita.
Subhanallah....
begitu cintanya Nabi Muhammad kepada umatnya. Tapi apakah yang akan dilakukannya jika mengetahui orang-orang yang dicintainya justru tidak pernah melakukan sunah-sunahnya. jangankan sunahnya, yang wajib saja belum tentu dikerjakan. Begitukah balasan yang kita berikan kepada Nabi kita?

Wednesday, January 19, 2011

BODOH ≠ PINTAR

Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya adalah muslim. Tetapi, kenyataannya masih banyak umat muslim Indonesia masih salah atau belum bisa memahami ayat Al-qur'an sesuai dengan apa yang diinginkan. Padahal al-quran adalah pedoman umat islam. Lalu, bagaimana jika seseorang tidak dapat memahami pedomannya?

Begitu banyak ayat-ayat yang sangat familiar bagi kita sedangkan kita masih salah mengartikannya atau mungkin tidak pernah membahasnya.

هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُوْلُوا الْأَلْبَابِ
"Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.

jika kita hanya membaca dan tidak memahami serta mempraktekkanya, maka sebenarnya kita sama saja dengan orang yang tidak mengetahui, atau orang ang mengetahui tapi tidak mau tahu.
1.لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” .
Namun, jika kita melihat orang yang buta, tuli, atau pincang, dan sebagainya msih banyak dari kita yang mengatakan bahwa itu adalah cacat. Dan itu adalah takdir Allah SWT. Apakah engkau berfikir bahwa Allah itu tidur sehingga Dia lalai tidak memberikan nikmat penglihatan? Apakah engkau berfikir bahwa Allah itu lupa sehingga Dia tidak memberikan kakai yang sepantasnya? bukankah setiap agama mengakui bahwa manusia adalah makhluk yang paling sempurna? atau kita sendiri yang mengatakan jika orang yang berbeda dengan kita, lalu kita menyebutnya "orang cacat?”
2.ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
kita telah diperingatkan oleh Alah. Namun, masih banyak dari kita yang membuang sampah sembarangan yang dapat mengakibatkan banjir, masih banyak diantara kita yang tidak peduli dengan sampah yang berserakan, masih banyak dari kita yang tidak peduli dengan lingkungannya yang kotor, dan masih banyak lagi perbuatan dan sikap kita yang berlawanan dengan ayat ini.
3.sholatul jamaa'ati afdholu min sholaatilfadzdzi bisab'in wa'isyriina darajatan
sholat jamaah itu lebih utama dibandingkan dengan sholat sendiri dengan selisih 27 derajat.
Namun, masih banyak dari kita yang telat berjamaah, masih banyak dari kita yang menggampangkan waktu sholat, masih banyak dari kita yang sering “nembak” (jika adzan telah berkumandang, ia berkata “tar ah..”, “ntar….”), masih banyak dari kita yang lebih mementingkan mengerjakan tugas atau berkumpul daripada berjamaah di masjid.
Padahal, sholat iu hanya membutuhkan waktu tidak lebih dari 10 menit!!! Tapi mengapa kita masih mengundur-ngundur waktu sholat kita sehingga kita tidak berjamaah? Atau bahkan lupa tidak sholat? Na’udzubillah…..
4.كَبُرَ مَقْتاً عِندَ اللَّهِ أَن تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ
Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.
dalam sudah sangat jelas maksudnya. tapi, masih banyak di luar sana yang tak peduli dengan apa yang mereka katakan. mereka tidak bertanggungjawab atas apa yang mereka katakan.
banyak sekali yang berkata dan mengajak kepada orang lain di mimbar2 dan di muka umu untuk sholat berjamaah, namun apakah orang tersebut juga melakukan sholat berjamaah?
banyak di luar sana yang mengatakan mencuri itu dosa. korupsi itu dosa. tapi, tetap saja orang tersebut malah melakukan hal itu.

Thursday, January 13, 2011

I Love U

Sungguh bagus berbaju batik
Boleh dipakai buat stelan
Sungguh manis wajahmu adik
Bolehkah aku berkenalan

Sirih kuning sirih kerekap
Simpan di sumpit dalam keranjang
Sungguh abang orang yang cakap
Sayang sedikit mata keranjang


Musim hujan banyak cendawan
Boleh digulai dengan santan
Cantik sungguh gadis rupawan
Bolehkah kita berkenalan

Tupai jenjang tupai celaka
Tebat berisi ikan tengiri
Sungguh pandai tuan berkata
Membuat saya lupakan diri


Dari mana turunnya lintah
Dari sawah turun ke kali
Dari mana turunnya cinta
Dari mata turun ke hati

Kalau tidak karena bulan
Tidak bintang meninggi hari
Kalau tidak karena tuan
Tidak badan jadi begini


Bunga melati bunga kepayang
Bunga kenanga di dalam puan
Saya bermimpi hampir siang
Berasa adik dalam pangkuan

Tebat berisi akan tengiri
Anak kera makan rambutan
Sungguh tuan pandai memuji
Membuat saya lupa daratan


Lah jauh ulat melata
Padi tidak menjadi lalang
Sungguh jauh adik di mata
Namun di hati tak akan hilang

Kalau tidak kelapa puan
Tidak puan kelapa Bali
Harap kami kepada kepada tuan
Tidak tuan siapa lagi


Jalan-jalan ke kota Paris
Banyak gedung berbaris-baris
Biar mati di ujung keris
Asal dapat si hitam manis

Tidak puan kelapa Bali
Ambil pelana pasang di kuda
Kalau tuan ragukan kami
Ambil pisau belahlah dada


Sudah kubilang jalannya licin
Kenapa adik naik sepeda
Sudah kubilang diriku miskin
Kenapa adik cinta jua

Harum baunya si bunga tanjung
Wanginya sampai melintas gunung
Tuan kuanggap sebagai payung
Hujan dan panas tempat berlindung


Ikan tengiri ikan todak
Tentu kupilih ikan tengiri
Jika cintaku adik tolak
Baiklah abang bunuh diri

Harum baunya si bunga tanjung
Wanginya sampai bertahun-tahun
Perkataan abang sangat kujunjung
Ku tolak tidak di terima belum

Impian

Raihlah bulan impian walau dengan sayap patahmu
Karena…


Bukanlah bulan
Bila belum melewati gumpalan awan hitam
Apalagi Matahari ……..
Sungguh jauh dipandang
Kejarlah asamu sejauh mata memandang
Bagai sang burok saat menghentakkan kakinya
Menembus gelap yang tiada bertepi
Menjelajahi alam tanpa berujung
Seberkas cahaya….
Tiada akan menyilaukan mata
Bila kau setia mengikutinya
Dari arah yang semestinya
Gelap nian cahaya yang terang
Saat kau sedang berjalan di hadapan
Hingga sinar matamu beradu pandang
Dalam kilatan sinar yang menghunjam
Menjadikan semua gelap nan kelam

Wednesday, January 12, 2011

Globalisasi dalam Pendidikan

Globalisasi dalam Pendidikan
Globalisasi telah terjadi di mana-mana dan di berbagai dimensi. Dengan fenomena-fenomenanya; homogenisasi, ketergantungan, dan keterbukaan & integrasi, globalisasi memberikan janji-janji untuk mengembangkan dan mengubah zaman dalam berbagai bidang. Hal ini telah masuk dalam berbagai dimensi, diantaranya politik, ekonomi, dan kebudayaan.
Sekarang, dalam dunia pendidikanpun sudah mengalami fenomena-fenomena globalisasi tersebut sekaligus memberikan efek atau akibat. Salah satu akibat dari globalisasi yang terjadi dalam bidang pendidikan sekaligus merupakan proses dari globalisasi itu sendiri adalah Sekolah Berstandar Internasional.
Proses globalisasi yang terjadi ini merupakan rangkaian dari fenomena-fenomena globalisasi itu sendiri; homogenisasi, ketergantungan, dan keterbukaan & integrasi. Negara Indonesia merupakan negara yang masih berkembang sehingga Indonesia masih menggantungkan segalanya dari negara-negara yang sudah maju. Ketergantungan ini membuat negara Indonesia menjadi negara yang terbuka dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, kebudayaan, dan sebagainya yang terjadi di dunia. Dengan keterbukaannya itu, negara Indonesia mencoba melakukan integrasi dan homogenisasi terhadap dunia internasional, seperti pasar bebas, penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional, dsb.
Begtiu juga Sekolah Berstandar Internasional (SBI). SBI merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dengan standar internasional. Hal ini merupakan tindak lanjut dari pasal 50 ayat 3 UU No. 20/2003. Pemerintah menargetkan setidaknya ada satu SBI di setiap provinsi. Dan SBI ini merupakan salah satu akibat dari integrasi yang dilakukan, yakni penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa internasional, dan meningkatnya Ilmu Pengetahuan dan Tehnologi yang terjadi di dunia. Sehingga hal ini mendorong bangsa Indonesia untuk meningkatkan mutu pendidikannya yang memenuhi standar di dunia internasional.
Dalam pelaksanannya SBI mempunyai syarat-syarat tertentu, diantaranya guru yang berkualitas, fasilitas yang memadai seperti computer, LCD, dan lain-lain untuk mendukung proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Sehingga SBI benar-benar akan dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
Namun, dengan adanya syarat-syarat tersebut, sekolah yang berlabel SBI pasti akan mengenakan biaya yang mahal sesuai dengan fasilsitas yang disediakan. Sehingga yang bisa menikmati sekolah berlabel SBI hanyalah orang-orang kaya saja. Sementara itu, masih banyak orang-orang miskin lainnya yang menikmati dunia pendidikannya hanya dengan fasilitas seadanya saja. Dan bahkan ada juga yang tidak dapat menikmati dunia pendidikan melainkan hanya menjadi pengamen, atau menjadi orang jalanan. Sehingga SBI tyang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia itu justu malah mebuat suatu diskriminasi baru antara orang miskin dengan orang kaya di Indonesia.
Selain itu, SBI juga mempunyai dampak dalam bidang ekonomi. Mereka yang melihat kesempatan adanya label SBI, menggunakan kesempatannya itu hanya untuk mencari uang. Pihak-pihak tersebut hanya mendirikan sekolah yang fasilsitasnya sekiranya memenuhi standar SBI, namun kualitas gurunya tidak seperti yang diharapkan. Sehingga hasil yang diperoleh tidak sesuai seperti yang diinginkan. Pihak-pihak tersebut tidak peduli dengan pendidikan siswa-siswi yang bersekolah, tetapi mereka hanya menginginkan harta dan uang dari orang tua para siswa.