Sungguh bagus berbaju batik
Boleh dipakai buat stelan
Sungguh manis wajahmu adik
Bolehkah aku berkenalan
Sirih kuning sirih kerekap
Simpan di sumpit dalam keranjang
Sungguh abang orang yang cakap
Sayang sedikit mata keranjang
Musim hujan banyak cendawan
Boleh digulai dengan santan
Cantik sungguh gadis rupawan
Bolehkah kita berkenalan
Tupai jenjang tupai celaka
Tebat berisi ikan tengiri
Sungguh pandai tuan berkata
Membuat saya lupakan diri
Dari mana turunnya lintah
Dari sawah turun ke kali
Dari mana turunnya cinta
Dari mata turun ke hati
Kalau tidak karena bulan
Tidak bintang meninggi hari
Kalau tidak karena tuan
Tidak badan jadi begini
Bunga melati bunga kepayang
Bunga kenanga di dalam puan
Saya bermimpi hampir siang
Berasa adik dalam pangkuan
Tebat berisi akan tengiri
Anak kera makan rambutan
Sungguh tuan pandai memuji
Membuat saya lupa daratan
Lah jauh ulat melata
Padi tidak menjadi lalang
Sungguh jauh adik di mata
Namun di hati tak akan hilang
Kalau tidak kelapa puan
Tidak puan kelapa Bali
Harap kami kepada kepada tuan
Tidak tuan siapa lagi
Jalan-jalan ke kota Paris
Banyak gedung berbaris-baris
Biar mati di ujung keris
Asal dapat si hitam manis
Tidak puan kelapa Bali
Ambil pelana pasang di kuda
Kalau tuan ragukan kami
Ambil pisau belahlah dada
Sudah kubilang jalannya licin
Kenapa adik naik sepeda
Sudah kubilang diriku miskin
Kenapa adik cinta jua
Harum baunya si bunga tanjung
Wanginya sampai melintas gunung
Tuan kuanggap sebagai payung
Hujan dan panas tempat berlindung
Ikan tengiri ikan todak
Tentu kupilih ikan tengiri
Jika cintaku adik tolak
Baiklah abang bunuh diri
Harum baunya si bunga tanjung
Wanginya sampai bertahun-tahun
Perkataan abang sangat kujunjung
Ku tolak tidak di terima belum
No comments:
Post a Comment