Wednesday, January 12, 2011

Globalisasi dalam Pendidikan

Globalisasi dalam Pendidikan
Globalisasi telah terjadi di mana-mana dan di berbagai dimensi. Dengan fenomena-fenomenanya; homogenisasi, ketergantungan, dan keterbukaan & integrasi, globalisasi memberikan janji-janji untuk mengembangkan dan mengubah zaman dalam berbagai bidang. Hal ini telah masuk dalam berbagai dimensi, diantaranya politik, ekonomi, dan kebudayaan.
Sekarang, dalam dunia pendidikanpun sudah mengalami fenomena-fenomena globalisasi tersebut sekaligus memberikan efek atau akibat. Salah satu akibat dari globalisasi yang terjadi dalam bidang pendidikan sekaligus merupakan proses dari globalisasi itu sendiri adalah Sekolah Berstandar Internasional.
Proses globalisasi yang terjadi ini merupakan rangkaian dari fenomena-fenomena globalisasi itu sendiri; homogenisasi, ketergantungan, dan keterbukaan & integrasi. Negara Indonesia merupakan negara yang masih berkembang sehingga Indonesia masih menggantungkan segalanya dari negara-negara yang sudah maju. Ketergantungan ini membuat negara Indonesia menjadi negara yang terbuka dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, kebudayaan, dan sebagainya yang terjadi di dunia. Dengan keterbukaannya itu, negara Indonesia mencoba melakukan integrasi dan homogenisasi terhadap dunia internasional, seperti pasar bebas, penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional, dsb.
Begtiu juga Sekolah Berstandar Internasional (SBI). SBI merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dengan standar internasional. Hal ini merupakan tindak lanjut dari pasal 50 ayat 3 UU No. 20/2003. Pemerintah menargetkan setidaknya ada satu SBI di setiap provinsi. Dan SBI ini merupakan salah satu akibat dari integrasi yang dilakukan, yakni penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa internasional, dan meningkatnya Ilmu Pengetahuan dan Tehnologi yang terjadi di dunia. Sehingga hal ini mendorong bangsa Indonesia untuk meningkatkan mutu pendidikannya yang memenuhi standar di dunia internasional.
Dalam pelaksanannya SBI mempunyai syarat-syarat tertentu, diantaranya guru yang berkualitas, fasilitas yang memadai seperti computer, LCD, dan lain-lain untuk mendukung proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Sehingga SBI benar-benar akan dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
Namun, dengan adanya syarat-syarat tersebut, sekolah yang berlabel SBI pasti akan mengenakan biaya yang mahal sesuai dengan fasilsitas yang disediakan. Sehingga yang bisa menikmati sekolah berlabel SBI hanyalah orang-orang kaya saja. Sementara itu, masih banyak orang-orang miskin lainnya yang menikmati dunia pendidikannya hanya dengan fasilitas seadanya saja. Dan bahkan ada juga yang tidak dapat menikmati dunia pendidikan melainkan hanya menjadi pengamen, atau menjadi orang jalanan. Sehingga SBI tyang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia itu justu malah mebuat suatu diskriminasi baru antara orang miskin dengan orang kaya di Indonesia.
Selain itu, SBI juga mempunyai dampak dalam bidang ekonomi. Mereka yang melihat kesempatan adanya label SBI, menggunakan kesempatannya itu hanya untuk mencari uang. Pihak-pihak tersebut hanya mendirikan sekolah yang fasilsitasnya sekiranya memenuhi standar SBI, namun kualitas gurunya tidak seperti yang diharapkan. Sehingga hasil yang diperoleh tidak sesuai seperti yang diinginkan. Pihak-pihak tersebut tidak peduli dengan pendidikan siswa-siswi yang bersekolah, tetapi mereka hanya menginginkan harta dan uang dari orang tua para siswa.

No comments:

Post a Comment