Tuesday, September 29, 2015

Sebuah Ikatan

Pandangan pertama di awal jumpa
Selalu menggoda
Hingga akhirnya saling sapa
Bertukar nama lalu canda tawa

Kecocokan hati tak bisa dibohongi
Saling bertukar masalah dan solusi
Hingga sampai pada saling peduli
Maka cintapun tak bisa dihindari

Bukankah perpisahan itu menyakitkan?
Lantas apakah kita harus menyesali pertemuan?
Ingatkah bahwa tidak ada rumus kebetulan?
Maka, nikmati sajalah kehidupan

Usah kau simpan kenangan
Letakkan dia di tempat yang aman
Jika memang kita ditakdirkan
Lusa kita akan tetap bergandeng tangan

dalam remang-remang gelapnya kamar

23.45

Monday, September 28, 2015

Rasakan dan Nikmati Perjalanan

Dingin, sejuk, hangat, panas
Itu semua hanya sensasi lalu masuk dalam persepsi
Manakah yang paling pas?
Tergantung selera pribadi

Percayalah bahwa selalu ada makna dalam setiap peristiwa
Selalu ada arti mengapa suatu hal bisa terjadi
Sejuk, dingin, panas, hangat
Semua adalah nikmat

Akankah kau menjadi tembok yang menunggu diberi warna
Ataukah menjadi cat yang memberi warna?
Akankah kau menjadi riak yang mengikuti arus
Atau menjadi air yang mencipta arus?

Apapun itu, yakinlah pada tujuanmu! J
Jadilah tembok jika memang saatnya tepat menjadi tembok
Namun, jangan pernah takut untuk menjadi cat ketika keadaan menuntutmu berubah menjadi cat
Jadilah riak, tapi pastikan dalam arus air yang jernih
Dan ketika menjadi air, jadilah yang menghidupi banyak makhluk di sekitar..


28 September 2015

Tanda Tanya?

Apakah kepedulian kini benar-benar hilang
Atau malah dipakai sebagai topeng penindasan
Atau hanya tergantung di dinding sebagai hiasan?

Bagaimana pula dengan tanggung jawab?
Apakah ia sudah habis menguap
Ataukah sebatas menjadi kursi yang myaman di tengah penderitaan?

Ada atau tak ada menjadi tak berarti
Seperti bulan yang tertutup awan
cahayanya tak sampai ke bumi

Mengapa tak kau jadikan peduli sebagai solusi?
Layakkah kau biarkan tanggung jawab menguap?

Tak usah bingung menentukan langkah
Mulailah dari hal yang kecil
Mulailah dari diri sendiri
Mulailah dari SEKARANG!


28 September 2015

Saturday, September 26, 2015

Avatar

Apa kau dengar hembusan angin pembawa berita?
Ingatkah bagaimana kemarahan gunung yang gagah perkaasa
Atau lolongan tangisan lautan yang membahana?
Lalu, apa yang akan kita lakukan jika tanah sudah tak segan untuk diam?

Akan kuberi tahu engkau tentang skenario kehidupan
Bahwa sebenarnya manusialah Sang Penguasa
Mereka seperti para pengendali elemen di dunia nyata
Tanah, air, api, juga udara

Bukan, mereka tidak pernah lupa
Justru karena mereka terlena
Bahkan merekalah yang dengan sengaja
Membuat gunung marah, laut menangis, tanah ikut berkata, dan anginpun ikut bersuara

Maka berhati-hatilah ketika negara api mulai menyerang
Apalagi kalau pengendali tanah sudah ikut campur tangan
Karena bisa jadi Avatar sang pengendali udara akan segera bertemu pengendali air untuk melakukan persiapan peperangan

Dan ketika seolah kedamaian tercipta
Muncullah pengendali darah yang berkhianat
Membunuh orang senaknya

26 September 2015

Sajak Rindu #3

Kubuka pintu lorong waktu
Karena tak ada album biru di sisiku
Lalu terbang menuju masa lalu

Wajah-wajah penuh senyuman
Susah senang, tawa getir beriringan
Memori-memori berputar berkelindan
Mencipta keramaian dalam kesunyian

Adakah kau benar-benar di sana?
Masih menugguku melanjutkan cerita
Sudahkah kau mencapai puncak cahaya
Atau masih meniti asa?

Dulu kita duduk bersebalahan
Di tengah lalu lalang orang, di atas kereta, dalam keheningan malam, atau sambil menatap bintang
Tak jarang tak satupun kata terungkapkan
Atau terkadang sampai berbusa-busa kita bertukar pikiran

Kututup kembali pintu itu
Agar tak terjebak dalam suasana sendu
Biarlah nanti kita membukanya bersama
Melihat masa-masa yang belum pernah kita jumpa


26 September 2015

Thursday, September 17, 2015

Kamuflase Kehidupan

Sepi di tengah keramaian
Pekak dalam keheningan
Sedih di tengah kegembiraan
Tawa dalam keprihatinan
Begitu banyak kepura-puraan

Motivator bilang, “benar-benar sendiri itu lebih baik daripada merasa sendiri”. Tapi tak semua orang paham bahwa perilaku dan lingkungan juga berpengaruh terhadap diri. Sehingga perilaku mereka membentuk lingkungan yang mengakibatkan seseorang menjadi merasa sendiri padahal dia tak sendiri. Hingga akhirnya dia benar-benar memilih sendiri dan benar-benar merasa sendiri.
Kepedulian menjadi hal yang aneh ketika dilakukan. Kepedulian terbatasi dengan istilah kepo jaman sekarang. Kepedulian tersamarkan dengan proposal penyedot kekayaan. Kepedulian hanya menjadi topeng penindasan.

Apa arti ikatan jika ternyata adalah simpul lepas?

Layaknya sauna tapi hanya fatamorgana
08.00, 18 September 2015

PENDO[S]A

Aku berdo[s]a tak pernah malu
Apapun itu
Selalu kuluangkan waktu

Do[s]a itu lebih nikmat jika dilakukan di tempat yang sepi
Tak ada yang mengetahui
Karena aku bisa bebas berekspresi
Justru aku akan malu jika ada yang memergoki

Sekian lama aku berdo[s]a
Hingga tak sadar bahwa ada dia di depan mata

Awalnya aku malu
Ternyata dia tahu aku sedang berdo[s]a

Tapi aku masih bisa tak punya malu
Pura-pura tidak tahu kalau dia tahu
Terus berdo[s]a tanpa ragu
Bahkan pamer bahwa aku sedang berdo[s]a

Hingga akhirnya aku benar-benar malu
Karena dia tahu aku tahu dia tahu

Seolah dia berkata padaku
Pantaskah kau berdo[s]a?

Demak-Serpong-Pangandaran-Papua-Yogyakarta

2007-2015

A K U !!!

aku adalah aku
bukan kamu
apalagi dia

aku tetaplah aku
tak lepas dari masa lalu
tapi juga tetap sesuai kondisi saat ini
juga rencana masa depan

aku tetap menjadi aku
tak bisa kau paksa menjadi sepertimu
atau seperti dia
apalagi mereka

terserah kau memandangku
aku tak lebih dari kumpulan data
sifat, sikap, perilaku dan apapun yang kau kenakan padaku
tapi ingat, apa yang kau kenakan padaku bisa jadi berbeda dengan orang lain ketika mengenakannya padaku

kau masih bertanya siapa aku?

aku adalah A K U !!!
17 September 2015

Monday, September 14, 2015

Terbang!!!

Kukencangkan punggung, lalu kubentangkan sayap selebar-lebarnya. Kuatur nafas dengan menghirup dan menghembuskan pelan-pelan. Di sana dunia telah menunggu. Pandangan-pandangan orang yang penasaran atau yang benar-benar acuh menghiraukan.
Biarlah, mereka hanya belum tahu, atau memang benar-benar tidak tahu. Sedikit demi sedikit kugerakkan sayap tak terlihatku. Sekedar me-rileks-kan otot atau sedikit pemanasan. Dan kujatuhkan tubuhku, lepas... bebas.....
hembusan angin benar-benar terasa menyegarkan.. layaknya berenang, tapi ini di udara, bukan di kolam.
Memang tak ada keriuhan tepuk tangan, atau teriakan kekaguman. Tapi bukan itu yang kucari. Karena tak terasa senyumku sudah mengembang.. puas.. bebas...
Akhirnya, butuh waktu lama hingga aku bisa menguasai dan terbang seperti ini. perjuangan dan perngorbanan itu tak terasa lagi, tergantikan sudah dengan kepuasan ini...
Awalnya hanya melompat tinggi, kemudian melompat jauh, otot sayapku belum benar-benar kuat karena jarang dilatih. Saat ini aku sudah bisa menggunakannya, terbang bebas kemanapun aku suka..
Mengekor arus sungai, mengikuti lekuk bukit dan tebing..
Alam begitu indah, dominansi warna hijau, biru, kuning, oranye, dan merah...
Tengah malam dan fajar

2014-2015

SEPI

Semendung awan di bulan Januari
Sesunyi kuburan di malam hari
Maka hujan tak bisa dibendung lagi
Membuat keramaian dari alam sunyi

Sepanas siang di bulan Juni
Sepekak keramaian pasar di tengah jalan
Maka ketika lava meletus jadi lahar api
Tiba-tiba diam mencekam keheningan

Mungkin hilang sudah naluri
Rasa untuk memunculkan peduli
Apalagi intuisi
Karena akal telah menguasai

Jangankan binatang atau tumbuhan
Manusiapun tak pernah sempat dipikirkan
Jangankan emas di tumpukan jerami
Setumpuk mutiara di depan matapun tak bisa terdeteksi

Kegelapan kamar sore hari

17.00, 14 September 2015