Akhirnya batu itu memecahkan salah satu bagian sisinya. Akhirnya semua
bisa sedikit demi sedikit melihat apa yang disembunyikannya. Akhirnya para
ilmuwan geologpun bisa benar-benar mengklasifikasikan batu tersebut termasuk
golongan apa.
Dia telah abai pada konsekuensi jika pecahannya mengenai siapapun
yang ada di sekelilingnya. Karena bisa jadi itulah yang terbaik baginya. Bisa jadi
sebelumnya dia sedang tidak fokus karena kantuk atau lelah sehingga membuat
yang terkena lemparan pecahannya itu menjadi sadar. Atau justru sebaliknya,
sebelumnya dia terlalu fokus pada sesuatu dan melupakan keadaan sekitar
sehingga ketika terkena pencahannya itu dia menjadi sadar akan kondisi di
sekitarnya.
Dia sudah tak lagi mempertimbangkan jika pecahannya akan melukai
siapapun yang ada di sekelilingnya. Kalaupun pecahannya melukai manusia,
binatang, atau makhluk apapun bahkan benda mati apapun yang ada di kelilingnya,
dia sudah menyaksikan sendiri bahwa akan ada yang menolong yang terlukai
tersebut meskipun dia sendiri tidak bisa menjamin apakah yang terlukai itu
benar-benar tersembuhkan.
Dia tak lagi memikirkan bagaimana jika bongkahan yang terlempar
akan menghancurkan siapapun yang ada di sekitarnya. Karena kehancuran tak
selalu menyimbolkan keburukan. Bisa jadi setelah kehancuran, memunculkan
pembangunan-pembangunan baru yang lebih mengesankan.
Akhirnya
batu itu pecah meski baru salah satu bagian saja. Akhirnya batu itu melonggarkan
pertahanannya atas pukulan dan benturan yang terus menerus menimpanya.
15-12-2015
di sebuah hutan yang panas
No comments:
Post a Comment