Yin
Yang bukanlah simbol yang asing. Apalagi bagi orang-orang yang mempelajari
tentang Taoism. Bagi penggemar film pasti juga pernah melihatnya dalam
film-film China. Atau penggemar novel dan sastra China, pastinya juga pernah
menemukan simbol ini. Terlebih mereka yang benar-benar mendalami dunia simbol,
sejarah, filosofi yang berhubungan dengan Taoism, sejarah China, dan yang
berhubungan dengannya.
Di
sini saya tak akan menjelaskan tentang apa itu paham Taoism. Saya juga tak akan
menjelaskan makna atau filosofi dari simbol tersebut. Karena memang bukan kapasitas
saya untuk menjelaskan panjang lebar tentangnya. Juga karena saya hanya sebagai
orang yang awam yang sedikit bacaan tentangnya. Di sini saya hanya ingin
menjelaskan sedikit pelajaran dari apa yang saya dapatkan setelah beberapa saat
memikirkannya. Bila ternyata ada kesamaan dengan konsep Taoism atau filosofi
dari lambang tersebut maka itu mungkin hanya kebetulan belaka. Sebaliknya, jika
ternyata tidak sesuai atau bahkan bertentangan dengannya maka mohon maaf, ini
berdasar pada logika dan pemikiran saya pribadi berdasar pengalaman dan latar
belakang kehidupan yang saya miliki. Tidak ada maksud sama sekali untuk
mencampuri atau menodainya. Saya hanya ingin menggunakan pelajaran yang saya
dapatkan untuk melihat kondisi lingkungan saat ini yang ada di sekitar kita dan
hanya sekedar untuk berbagi.
Secara
sederhana, ketika kita melihat gambar simbol Yin Yang maka akan dapat kita
temukan ada titik hitam dalam bagian yang putih dan sebaliknya ada titik putih
pada bagian yang hitam. Jika dihubungkan dengan kehidupan manusia, maka dapat
diartikan bahwa tidak setiap orang baik itu baik secara keseluruhan. Ada satu
bagian atau mungkin beberapa bagian dari dalam dirinya yang mengandung
keburukan. Sebaliknya, tidak keseluruhan orang yang jahat atau buruk itu buruk.
Ada satu bagian atau mungkin beberapa bagian dari dirinya yang mangandung
kebaikan.
Penilaian
manusia berdasar penjelasan di atas bagi saya adalah dilihat dari sudut pandang
penilaian setelah kita mengenalnya. Bisa juga dikatakan sebagai penilaian dari
apa yang ditampakkan oleh manusia yang bersangkutan. Berbeda dengan apa yang
dibahas dalam Al-Quran yang melihat dari sudut pandang sebelum manusia
menentukan sikap atau perilakunya. Al-Quran menjelaskan dalam surat Asy-Syams
ayat 7-10 yang berbunyi:
وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا
(7) فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا (8) قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا (9)
وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا (10)
Artinya:
7. Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)-nya, 8. Maka Dia mengilhamkan
padanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya. 9. Sungguh beruntung orang yang
menyucikannya (jiwa itu), 10. Dan sungguh rugi orang yang mengotorinya.
Ayat
tersebut menggambarkan bahwa setiap manusia meiliki potensi dalam melakukan
kebaikan atau keburukan. Tetapi manusia diberi kebebasan untuk memilih tindakan
yang nantinya akan dipertanggungjawabkan.
Maaf,
pembahasan kita sedikit melenceng. Tadi saya bilang akan menghubungkan
pelajaran yang saya dapat dari simbol Yin Yang dengan kondisi lingkungan yang
ada di sekitar kita, bukan menghubungkannya dengan manusia dan Al-Quran. Oke,
kita kembali pembahasan simbol dan hubungannya dengan kondisi lingkungan di
sekitar kita saat ini.
Bagi
saya, simbol Yin Yang ini dapat dipakai sebagai sudut pandang untuk menilai apa
yang terjadi di lingkungan sekitar kita saat ini. Dalam sebuah lembaga,
organisasi, kumpulan, atau pemerintahan sekalipun. Maka kita dapar mengatakan
bahwa tidak ada satupun lembaga, organisasi, atau sebagainya itu yang baik
secara keseluruhan atau buruk secara keseluruhan. Ada bagian kecil di dalam
sana yang mengandung unsur sebaliknya. Maka kita harus berhati-hati dalam
menentukan sikap ketika kita berinteraksi dengan mereka. Hal ini bukan
bertujuan untuk menanamkan prasangka, terlebih untuk menekankan sifat
kehati-hatian kita dalam berbagai hal. Kita harus terus bekerja dan berusaha
tapi tetap terus waspada. Kita harus berpikir cerdik tapi bukan berpikir picik
atau licik.
Saya
berani mengatakan bahwa potensi kebaikan dan keburukan itu bisa ada di ranah
mana saja. Dalam pendidikan, ilmu pengetahuan itu memang penting dan bermanfaat
bagi mansuia. Namun jika ilmu pengetahuan dan kepandaian digunakan untuk menipu
dan merugikan orang maka hal ini akan menjadi hal yang buruk. Maka kita harus
menanamkan yang kita mulai dari diri kita sendiri bahwa ilmu pengetahuan dan
kepandaian yang kita miliki harus kita pastikan untuk kebermanfaatan bersama,
juga mengembangkan potensi-potensi baik yang ada.
Hal
remeh temeh sekalipun dapat kita lihat dengan sudut pandang Ying Yang ini.
Seperti film atau tontonan TV yang sering diresahkan berpengaruh terhadap
perilaku anak-anak saat ini. Apakah benar film-film yang mereka khawatirkan itu
menanamkan nilai buruk dan kejahatan? Seperti agresifitas, suka memukul,
mengajarkan hubungan antara laki-laki dan perempuan belum pada umurnya, suka
berkelahi, dan berbaai hal buruk yang dikhawatirkan? Secara teknis mungkin bisa
dikatakan iya. Namun, siapakah yang patutu disalahakan? Apakah sutradara,
penulis cerita, produser, atau yang mempublikasikan filmnya? Saya rasa tidak
satupun dari mereka. Saya sendiri banyak belajar nilai-nilai baik dari
film-film yang mereka khawatirkan. Saya pun menyadari bahwa begitu banyak
potensi keburukan yang ditimbulkan dari siaran-siaran tersebut. Namun, akan lebih
bijak jika kita mengevaluasi diri kita sendiri. Dalam masa kanak, tahapan
mereka adalah mengenali mana yang benar dan mana yang salah. Maka yang
dibutuhkan adalah pembimbing untuk mengarahkan, membimbing, dan mengajarkan
untuk mengenali dan membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Kemudian
sedikit-demi sedikit diajarkan dan dibimbing untuk membiasakan hal-hal yang
baik. Siapa yang sebenarnya bersalah? Tontonan-tontonan tersebut atau
pembimbing yang meninggalkan tugasnya sebagai pembimbing? Sebenarnya banyak
sekali nilai-nilai kebaikan yang diajarkan dalam film-film tersebut seperti
perjuangan atau memperjuangkan keadilan, berdamai dengan masa lalu, terus
berusaha dan tidak menyerah, persahabatan, kerja sama, kekeluargaan, tidak
cinta harta, sikap ksatria, dan masih banyak lagi. Akankah kita mengabaikan
kebaikan-kebaikan tersebut?
Hal
kecil lain yang juga bisa dilihat dengan sudut pandang ini; berita dan media. Hal
kecil tapi memiliki dampak yang besar. Pada dasarnya bagi saya berita itu
biasa-biasa saja tetapi tak bisa dianggap biasa. Karena ternyata berita juga
bisa memiliki nilai yang baik/positif dan juga bisa memiliki nilai yang
buruk/negatif. Berita memiliki sifat yang nonfiksi atau bisa dibilang
nyata/fakta. Namun, dalam pembahasan berita ada hal yang perlu kita garis
bawahi bahwa di dalam berita ada yang berupa fakta dan ada juga yang berupa
opini. Sehingga sebagai pembaca kita harus berhati-hati dalam mengolah
informasi dari berita yang kita baca. Kita harus paham mana yang berupa fakta
dan mana yang opini. Terlebih jika ternyata berita itu memiliki dampak yang
negatif apabila terus menerus diberitakan. Dampak negatif itu seperti
menimbulkan perpecahan, pertikaian, permusuhan, dan semacamnya meskipun dalam
dunia maya.
Pada
dasarnya setiap sesuatu itu bisa dikatakan bersifat netral. Persepsi manusia
lah yang menentukan baik atau buruknya. Persepsi manusia dalam melihatpun juga
tergantung pada sudut pandang, latar belakang pengetahuan, dan berbagai
perbedaan lainnya. Maka, kita sebagai manusia memiliki peran yang penting dalam
menentukan penilaian-penilaian atas sesuatu. Jika kita hanya fokus pada titik
hitam yang berada di tengah bagian yang putih, bisa jadi kita melupakan bagian
putih tersebut, seolah semua hitam. Atau ketika kita fokus pada bagian hitam
yang memang dominan, tidak mau mencoba melihat sesuatu yang lain, maka kita pun
tak akan dapat menemukan bagian yang putih yang ada di dalamnya. Sebaliknya,
ketika kita melihat bagian yang putih dan fokus pada bagian itu, bisa jadi
ketika suatu saat kita menemukan bagian yang hitam akan mempertanyakannya.
Namun semua tergantung bagaimana sikap kita menanggapinya; akankah kita fokus
pada bagian hitam itu dan melupakan bagian putih yang dominan atau mencoba
sedikit demi sedikit mengurangi pengaruh bagian yang hitam tersebut. Atau
ketika kita tahu bahwa sesuatu itu tampak dominan yang hitam dan suatu saat
menemukan bagian yang putih, apakah yang akan kita lakukan? Tetap menilainya
bahwa dia hitam/buruk atau membantu mengoptimalkan bagian putih/baik yang masih
kecil untuk dikembangkan lebih besar lagi.
No comments:
Post a Comment