Thursday, July 14, 2016

Yin Yang


Yin Yang bukanlah simbol yang asing. Apalagi bagi orang-orang yang mempelajari tentang Taoism. Bagi penggemar film pasti juga pernah melihatnya dalam film-film China. Atau penggemar novel dan sastra China, pastinya juga pernah menemukan simbol ini. Terlebih mereka yang benar-benar mendalami dunia simbol, sejarah, filosofi yang berhubungan dengan Taoism, sejarah China, dan yang berhubungan dengannya.

Di sini saya tak akan menjelaskan tentang apa itu paham Taoism. Saya juga tak akan menjelaskan makna atau filosofi dari simbol tersebut. Karena memang bukan kapasitas saya untuk menjelaskan panjang lebar tentangnya. Juga karena saya hanya sebagai orang yang awam yang sedikit bacaan tentangnya. Di sini saya hanya ingin menjelaskan sedikit pelajaran dari apa yang saya dapatkan setelah beberapa saat memikirkannya. Bila ternyata ada kesamaan dengan konsep Taoism atau filosofi dari lambang tersebut maka itu mungkin hanya kebetulan belaka. Sebaliknya, jika ternyata tidak sesuai atau bahkan bertentangan dengannya maka mohon maaf, ini berdasar pada logika dan pemikiran saya pribadi berdasar pengalaman dan latar belakang kehidupan yang saya miliki. Tidak ada maksud sama sekali untuk mencampuri atau menodainya. Saya hanya ingin menggunakan pelajaran yang saya dapatkan untuk melihat kondisi lingkungan saat ini yang ada di sekitar kita dan hanya sekedar untuk berbagi.
Secara sederhana, ketika kita melihat gambar simbol Yin Yang maka akan dapat kita temukan ada titik hitam dalam bagian yang putih dan sebaliknya ada titik putih pada bagian yang hitam. Jika dihubungkan dengan kehidupan manusia, maka dapat diartikan bahwa tidak setiap orang baik itu baik secara keseluruhan. Ada satu bagian atau mungkin beberapa bagian dari dalam dirinya yang mengandung keburukan. Sebaliknya, tidak keseluruhan orang yang jahat atau buruk itu buruk. Ada satu bagian atau mungkin beberapa bagian dari dirinya yang mangandung kebaikan.
Penilaian manusia berdasar penjelasan di atas bagi saya adalah dilihat dari sudut pandang penilaian setelah kita mengenalnya. Bisa juga dikatakan sebagai penilaian dari apa yang ditampakkan oleh manusia yang bersangkutan. Berbeda dengan apa yang dibahas dalam Al-Quran yang melihat dari sudut pandang sebelum manusia menentukan sikap atau perilakunya. Al-Quran menjelaskan dalam surat Asy-Syams ayat 7-10 yang berbunyi:
وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا (7) فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا (8) قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا (9) وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا  (10)
Artinya: 7. Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)-nya, 8. Maka Dia mengilhamkan padanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya. 9. Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu), 10. Dan sungguh rugi orang yang mengotorinya.
Ayat tersebut menggambarkan bahwa setiap manusia meiliki potensi dalam melakukan kebaikan atau keburukan. Tetapi manusia diberi kebebasan untuk memilih tindakan yang nantinya akan dipertanggungjawabkan.
Maaf, pembahasan kita sedikit melenceng. Tadi saya bilang akan menghubungkan pelajaran yang saya dapat dari simbol Yin Yang dengan kondisi lingkungan yang ada di sekitar kita, bukan menghubungkannya dengan manusia dan Al-Quran. Oke, kita kembali pembahasan simbol dan hubungannya dengan kondisi lingkungan di sekitar kita saat ini.
Bagi saya, simbol Yin Yang ini dapat dipakai sebagai sudut pandang untuk menilai apa yang terjadi di lingkungan sekitar kita saat ini. Dalam sebuah lembaga, organisasi, kumpulan, atau pemerintahan sekalipun. Maka kita dapar mengatakan bahwa tidak ada satupun lembaga, organisasi, atau sebagainya itu yang baik secara keseluruhan atau buruk secara keseluruhan. Ada bagian kecil di dalam sana yang mengandung unsur sebaliknya. Maka kita harus berhati-hati dalam menentukan sikap ketika kita berinteraksi dengan mereka. Hal ini bukan bertujuan untuk menanamkan prasangka, terlebih untuk menekankan sifat kehati-hatian kita dalam berbagai hal. Kita harus terus bekerja dan berusaha tapi tetap terus waspada. Kita harus berpikir cerdik tapi bukan berpikir picik atau licik.
Saya berani mengatakan bahwa potensi kebaikan dan keburukan itu bisa ada di ranah mana saja. Dalam pendidikan, ilmu pengetahuan itu memang penting dan bermanfaat bagi mansuia. Namun jika ilmu pengetahuan dan kepandaian digunakan untuk menipu dan merugikan orang maka hal ini akan menjadi hal yang buruk. Maka kita harus menanamkan yang kita mulai dari diri kita sendiri bahwa ilmu pengetahuan dan kepandaian yang kita miliki harus kita pastikan untuk kebermanfaatan bersama, juga mengembangkan potensi-potensi baik yang ada. 
Hal remeh temeh sekalipun dapat kita lihat dengan sudut pandang Ying Yang ini. Seperti film atau tontonan TV yang sering diresahkan berpengaruh terhadap perilaku anak-anak saat ini. Apakah benar film-film yang mereka khawatirkan itu menanamkan nilai buruk dan kejahatan? Seperti agresifitas, suka memukul, mengajarkan hubungan antara laki-laki dan perempuan belum pada umurnya, suka berkelahi, dan berbaai hal buruk yang dikhawatirkan? Secara teknis mungkin bisa dikatakan iya. Namun, siapakah yang patutu disalahakan? Apakah sutradara, penulis cerita, produser, atau yang mempublikasikan filmnya? Saya rasa tidak satupun dari mereka. Saya sendiri banyak belajar nilai-nilai baik dari film-film yang mereka khawatirkan. Saya pun menyadari bahwa begitu banyak potensi keburukan yang ditimbulkan dari siaran-siaran tersebut. Namun, akan lebih bijak jika kita mengevaluasi diri kita sendiri. Dalam masa kanak, tahapan mereka adalah mengenali mana yang benar dan mana yang salah. Maka yang dibutuhkan adalah pembimbing untuk mengarahkan, membimbing, dan mengajarkan untuk mengenali dan membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Kemudian sedikit-demi sedikit diajarkan dan dibimbing untuk membiasakan hal-hal yang baik. Siapa yang sebenarnya bersalah? Tontonan-tontonan tersebut atau pembimbing yang meninggalkan tugasnya sebagai pembimbing? Sebenarnya banyak sekali nilai-nilai kebaikan yang diajarkan dalam film-film tersebut seperti perjuangan atau memperjuangkan keadilan, berdamai dengan masa lalu, terus berusaha dan tidak menyerah, persahabatan, kerja sama, kekeluargaan, tidak cinta harta, sikap ksatria, dan masih banyak lagi. Akankah kita mengabaikan kebaikan-kebaikan tersebut?
Hal kecil lain yang juga bisa dilihat dengan sudut pandang ini; berita dan media. Hal kecil tapi memiliki dampak yang besar. Pada dasarnya bagi saya berita itu biasa-biasa saja tetapi tak bisa dianggap biasa. Karena ternyata berita juga bisa memiliki nilai yang baik/positif dan juga bisa memiliki nilai yang buruk/negatif. Berita memiliki sifat yang nonfiksi atau bisa dibilang nyata/fakta. Namun, dalam pembahasan berita ada hal yang perlu kita garis bawahi bahwa di dalam berita ada yang berupa fakta dan ada juga yang berupa opini. Sehingga sebagai pembaca kita harus berhati-hati dalam mengolah informasi dari berita yang kita baca. Kita harus paham mana yang berupa fakta dan mana yang opini. Terlebih jika ternyata berita itu memiliki dampak yang negatif apabila terus menerus diberitakan. Dampak negatif itu seperti menimbulkan perpecahan, pertikaian, permusuhan, dan semacamnya meskipun dalam dunia maya.

Pada dasarnya setiap sesuatu itu bisa dikatakan bersifat netral. Persepsi manusia lah yang menentukan baik atau buruknya. Persepsi manusia dalam melihatpun juga tergantung pada sudut pandang, latar belakang pengetahuan, dan berbagai perbedaan lainnya. Maka, kita sebagai manusia memiliki peran yang penting dalam menentukan penilaian-penilaian atas sesuatu. Jika kita hanya fokus pada titik hitam yang berada di tengah bagian yang putih, bisa jadi kita melupakan bagian putih tersebut, seolah semua hitam. Atau ketika kita fokus pada bagian hitam yang memang dominan, tidak mau mencoba melihat sesuatu yang lain, maka kita pun tak akan dapat menemukan bagian yang putih yang ada di dalamnya. Sebaliknya, ketika kita melihat bagian yang putih dan fokus pada bagian itu, bisa jadi ketika suatu saat kita menemukan bagian yang hitam akan mempertanyakannya. Namun semua tergantung bagaimana sikap kita menanggapinya; akankah kita fokus pada bagian hitam itu dan melupakan bagian putih yang dominan atau mencoba sedikit demi sedikit mengurangi pengaruh bagian yang hitam tersebut. Atau ketika kita tahu bahwa sesuatu itu tampak dominan yang hitam dan suatu saat menemukan bagian yang putih, apakah yang akan kita lakukan? Tetap menilainya bahwa dia hitam/buruk atau membantu mengoptimalkan bagian putih/baik yang masih kecil untuk dikembangkan lebih besar lagi.

No comments:

Post a Comment