Zaman edan. Morat-marit. Carut-marut. Entah kata apa lagi yang
mungkin sering kita dengar untuk mengambarkan kondisi saat ini. Politik,
ekonomi, sosial, budaya, agama, media, kesehatan, bencana, pendidikan, dan
segala lingkup kehidupan manusia.
Ilmuwan, cendekiawan, agamawan, politikus, wirausahawan, relawan,
dan berbagai tokoh ahli lainnya menunjukkan kebolehannya entah lewat tulisan
atau tindakan. Mereka semua mencoba menganilisis, mengadakan percobaan,
mengadakan program, dan berbagai hal lainnya untuk mencari solusi dan membawa
keadaan menjadi normal atau terkendali kembali. Bahkan mereka saling adu
argumentasi untuk berebut menentukan eksekusi yang dirasa paling tepat
dijadikan solusi atas setiap permasalahan yang terjadi. Hingga tak terasa tak
hanya argumentasi saja yang keluar dari lisan, umpatan dan makian tak jarang
ikut menghiasi suasana yang membuat semakin menjadi-jadi. Jangan-jangan mereka
hanya bertujuan untuk memperkeruh suasana atau memperburuk keadaan(?)
Bah. Bedebah! Jerit rakyat yang tak tau apa-apa. Mereka hanya tahu
apa yang mereka rasakan. Mereka tak punya waktu juga kapasitas untuk mencoba
memahami situasi dan kondisi terkini. Mereka hanya tahu dan mungkin hanya ingin
tahu bahwa keinginannya harus terpenuhi. Bahkan ada yang sampai memaki-maki
para pegambil keputusan tertinggi.
Mungkinkah zaman edan, kondisi carut-marut dan morat-marit ini bisa
diatur kembali sehingga mencapai kondisi yang nyaman, aman, makmur, dan
sejahtera?
*************************
Hahaha. Bukankah kehidupan dunia ini hanya permainan dan senda
gurau belaka? Bahkan tak jarang aku mendengar Tuhan tertawa. Sayang, para
pemain permainan ini tak sadar dengan permaian yang dimainkan beserta
aturannya. Mereka sangat serius layaknya sedang mendengar pelajaran dari guru
atau sedang mengerjakan soal-soal ujian atau ulangan. Sebaliknya orang-orang
yang sedang mengerjakan soal-soal ujian atau ulangan malah menganggapnya
sebagai permainan.
Sebenarnya permainan ini sudah sangat terkenal. Bahkan sudah banyak
yang bisa menyelesaikannya dalam hitungan detik. Kalau kita browsing
lewat mbah google sudah banyak sekali tutorial, trik, metode, komunitas,
dan berbagai hal lainnya yang membahas dan menjelaskan cara-cara untuk
menyelesaikan permainan ini. Gambaran permainan saat ini adalah seperti ini:
Gambar tersebut menunjukkan bahwa susunan warna pada masing-masing
sisi kubus tidak berada pada tempat yang benar. Sehingga tugas pemain adalah menyusun
warna-warna tersebut sesuai pada tempatnya. Apakah untuk menyusunnya adalah
suatu hal yang mudah atau susah?
Tergantung. Bagi orang yang tahu caranya, itu akan menjadi mudah. Seperti
yang sudah saya katakan tadi, bahkan ada yang bisa menyelesaikannya dalam waktu
beberapa detik saja. Tapi bagi otang yang tidak mengetahui caranya, dia mungkin
hanya bisa menyelesaikan satu sisi saja. Tak bisa melanjutkan kelima sisi
lainnya. Kemudian, jika orang itu bisa tetapi memutar-mutarnya tanpa melihatnya
sama sekali maka orang itu tidak mungkin bisa menyelesaikannya. Bisa jadi malah
semakin membuatnya acak-acakan.
Beginilah hasil akhir jika permainan berhasil. Semua warna
terkumpul dalam satu sisi yang sama. Tidak ada yang salah tempat, semua menempati
sesuai pada tempatnya. Jika pemain dapat membuatnya menjadi seperti ini, maka
selanjutnya pemain tersebut dapat membuat variasi-variasi bentuk dari kombinasi
warna-warna tersebut. Sehingga akan tampak seperti beberapa gambar berikut:
Dan masih banyak lagi bentuk-bentuk
kombinasi lainnya.
*****************************
Kawan, jika kau termasuk ahli dalam permainan rubik di atas,
dapatkah kau menyatukan permasalahan negeri kita ini seperti menganggapnya
permainan itu? Mungkin gambaran rubiknya akan seperti ini:
Karena tentu aspek-aspek dalam kehidupan manusia tidak hanya
terdiri dari enam sisi. Banyak sekali aspek-aspek seperti politik, ekonomi, sosial,
budaya, pendidikan, hukum, agama, dan lainnya. Kawan, dalam hal ini aku tidak
mengatakan bahwa tugas pemain dalam peran dunia adalah menyusun semuanya sesuai
pada tempatnya. Ada kalanya begini, ada kalanya begitu. Bukankah bentuk
kombinasi yang sesuai juga tampak indah? Nah, mungkin kita dapat
mengkombinasikan aspek-aspek dalam kehidupan kita ini menjadi kombinasi yang
indah, yang enak dipandang. Tidak tampak ruwet dan carut marut. Lalu, apakah
kita dapat menyelesaikan permainan ini sendirian? Saya rasa tidak. Kita sangat
saling membutuhkan dan melengkapi. Ada kalanya ilmu pengetahuan mendominasi
dalam dibutuhkannya untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Namun terkadang
juga perlu dikombinasikan dengan aspek lain seperti politik, agama, atau
keadaan sosial. Dan banyak sekali kombinasi-kombinasi aspek dalam kehidupan
kita. jika kita mampu memainkannya dengan baik, maka kita akan melihat indahnya
kebersamaan, indahnya gradasi warna yang enak dipandang.
Hal ini mengingatkan saya pada ‘chaos theory’ yang saya hubuungkan
sendiri dengan konsep takdir dalam bahasan lain. Apalagi rumus-rumus dalam
rubik itu menunjukkan bahwa keteraturan dalam keatidakteraturan dan
ketidakteraturan dalam keteraturan akan menghasilkan sebuah bentuk yang indah. Begitu
juga dengan kondisi kehidupan kita di dunia ini. bahwa setiap kondisi alam dan
sosial yang tampak berdiri sendiri, namun pada kenyataannya bisa jadi saling berhubungan.
Kalau dalam teori psikologi mungkin yang mewakili adalah triadic reciprocal-nya
Bandura yang katanya juga disebut dalam muqodimahnya Ibn Kholdun; bahwa
perilaku-diri-lingkungan itu saling berpengaruh dan mempengaruhi. Maka kita,
yang saya anggap sebagai pemain dalam permainan ini, sangat menentukan
bagaimana kelanjutan permainan dalam ‘dunia rubik’ ini.
No comments:
Post a Comment