Thursday, July 14, 2016

Ketidakteraturan Dalam Keteraturan dan Keteraturan Dalam Ketidakteraturan

Zaman edan. Morat-marit. Carut-marut. Entah kata apa lagi yang mungkin sering kita dengar untuk mengambarkan kondisi saat ini. Politik, ekonomi, sosial, budaya, agama, media, kesehatan, bencana, pendidikan, dan segala lingkup kehidupan manusia.
Ilmuwan, cendekiawan, agamawan, politikus, wirausahawan, relawan, dan berbagai tokoh ahli lainnya menunjukkan kebolehannya entah lewat tulisan atau tindakan. Mereka semua mencoba menganilisis, mengadakan percobaan, mengadakan program, dan berbagai hal lainnya untuk mencari solusi dan membawa keadaan menjadi normal atau terkendali kembali. Bahkan mereka saling adu argumentasi untuk berebut menentukan eksekusi yang dirasa paling tepat dijadikan solusi atas setiap permasalahan yang terjadi. Hingga tak terasa tak hanya argumentasi saja yang keluar dari lisan, umpatan dan makian tak jarang ikut menghiasi suasana yang membuat semakin menjadi-jadi. Jangan-jangan mereka hanya bertujuan untuk memperkeruh suasana atau memperburuk keadaan(?)
Bah. Bedebah! Jerit rakyat yang tak tau apa-apa. Mereka hanya tahu apa yang mereka rasakan. Mereka tak punya waktu juga kapasitas untuk mencoba memahami situasi dan kondisi terkini. Mereka hanya tahu dan mungkin hanya ingin tahu bahwa keinginannya harus terpenuhi. Bahkan ada yang sampai memaki-maki para pegambil keputusan tertinggi.
Mungkinkah zaman edan, kondisi carut-marut dan morat-marit ini bisa diatur kembali sehingga mencapai kondisi yang nyaman, aman, makmur, dan sejahtera?
*************************
Hahaha. Bukankah kehidupan dunia ini hanya permainan dan senda gurau belaka? Bahkan tak jarang aku mendengar Tuhan tertawa. Sayang, para pemain permainan ini tak sadar dengan permaian yang dimainkan beserta aturannya. Mereka sangat serius layaknya sedang mendengar pelajaran dari guru atau sedang mengerjakan soal-soal ujian atau ulangan. Sebaliknya orang-orang yang sedang mengerjakan soal-soal ujian atau ulangan malah menganggapnya sebagai permainan.
Sebenarnya permainan ini sudah sangat terkenal. Bahkan sudah banyak yang bisa menyelesaikannya dalam hitungan detik. Kalau kita browsing lewat mbah google sudah banyak sekali tutorial, trik, metode, komunitas, dan berbagai hal lainnya yang membahas dan menjelaskan cara-cara untuk menyelesaikan permainan ini. Gambaran permainan saat ini adalah seperti ini:

Gambar tersebut menunjukkan bahwa susunan warna pada masing-masing sisi kubus tidak berada pada tempat yang benar. Sehingga tugas pemain adalah menyusun warna-warna tersebut sesuai pada tempatnya. Apakah untuk menyusunnya adalah suatu hal yang mudah atau susah?
Tergantung. Bagi orang yang tahu caranya, itu akan menjadi mudah. Seperti yang sudah saya katakan tadi, bahkan ada yang bisa menyelesaikannya dalam waktu beberapa detik saja. Tapi bagi otang yang tidak mengetahui caranya, dia mungkin hanya bisa menyelesaikan satu sisi saja. Tak bisa melanjutkan kelima sisi lainnya. Kemudian, jika orang itu bisa tetapi memutar-mutarnya tanpa melihatnya sama sekali maka orang itu tidak mungkin bisa menyelesaikannya. Bisa jadi malah semakin membuatnya acak-acakan.

Beginilah hasil akhir jika permainan berhasil. Semua warna terkumpul dalam satu sisi yang sama. Tidak ada yang salah tempat, semua menempati sesuai pada tempatnya. Jika pemain dapat membuatnya menjadi seperti ini, maka selanjutnya pemain tersebut dapat membuat variasi-variasi bentuk dari kombinasi warna-warna tersebut. Sehingga akan tampak seperti beberapa gambar berikut:


Dan masih banyak lagi bentuk-bentuk kombinasi lainnya.
*****************************
Kawan, jika kau termasuk ahli dalam permainan rubik di atas, dapatkah kau menyatukan permasalahan negeri kita ini seperti menganggapnya permainan itu? Mungkin gambaran rubiknya akan seperti ini:

Karena tentu aspek-aspek dalam kehidupan manusia tidak hanya terdiri dari enam sisi. Banyak sekali aspek-aspek seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, hukum, agama, dan lainnya. Kawan, dalam hal ini aku tidak mengatakan bahwa tugas pemain dalam peran dunia adalah menyusun semuanya sesuai pada tempatnya. Ada kalanya begini, ada kalanya begitu. Bukankah bentuk kombinasi yang sesuai juga tampak indah? Nah, mungkin kita dapat mengkombinasikan aspek-aspek dalam kehidupan kita ini menjadi kombinasi yang indah, yang enak dipandang. Tidak tampak ruwet dan carut marut. Lalu, apakah kita dapat menyelesaikan permainan ini sendirian? Saya rasa tidak. Kita sangat saling membutuhkan dan melengkapi. Ada kalanya ilmu pengetahuan mendominasi dalam dibutuhkannya untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Namun terkadang juga perlu dikombinasikan dengan aspek lain seperti politik, agama, atau keadaan sosial. Dan banyak sekali kombinasi-kombinasi aspek dalam kehidupan kita. jika kita mampu memainkannya dengan baik, maka kita akan melihat indahnya kebersamaan, indahnya gradasi warna yang enak dipandang.

Hal ini mengingatkan saya pada ‘chaos theory’ yang saya hubuungkan sendiri dengan konsep takdir dalam bahasan lain. Apalagi rumus-rumus dalam rubik itu menunjukkan bahwa keteraturan dalam keatidakteraturan dan ketidakteraturan dalam keteraturan akan menghasilkan sebuah bentuk yang indah. Begitu juga dengan kondisi kehidupan kita di dunia ini. bahwa setiap kondisi alam dan sosial yang tampak berdiri sendiri, namun pada kenyataannya bisa jadi saling berhubungan. Kalau dalam teori psikologi mungkin yang mewakili adalah triadic reciprocal-nya Bandura yang katanya juga disebut dalam muqodimahnya Ibn Kholdun; bahwa perilaku-diri-lingkungan itu saling berpengaruh dan mempengaruhi. Maka kita, yang saya anggap sebagai pemain dalam permainan ini, sangat menentukan bagaimana kelanjutan permainan dalam ‘dunia rubik’ ini. 

No comments:

Post a Comment