Sunday, May 22, 2016

Orang Baik

Masa-masa perkembangan teknologi seperti ini harus membuat kita lebih selektif dalam melakukan hal apapun. Membaca, menulis, beraktifitas, memilih tempat, dan sebagainya. Karena begitu banyak kebaikan dan juga keburukan yang menyebear ke mana-mana. Kalau kita mau, kita bisa memberikan banyak kebaikan agar duia ini dipenuhi dengan kabaikan-kebaikan. Kita bisa mengabaikan keburukan-keburukan meski hanya dengan tidak berkomentar. Akan lebih baik kalo kita fokus pada kebaikan-kebaikan di sekeliling kita. karena bagi saya, sedikitpun kita berkomentar kepada keburukan, secara tidak langsung ktia sudah sedikit terpengaruh oleh keburukan itu. Dan nantinya akan jauh lebih banyak lagi orang-orang yang ikut berkomentar tentang keburukan itu. Sehingga menurut saya mending mengabaikannya. Jika ada keburukan yang tersebar, maka kita tandingi dengan menebar kebaikan. Semoga dengan banyaknya orang yang menebar kebaikan, akan semakin banyak orang yang menebar kebaikan pula. Sehingga hal-hal tentang keburukan akan tenggelam begitu saja.
Saya pun menyadari, adanya kebaikan tentu juga karena adanya keburukan. Karena kita tidak bisa menilai sesuatu itu baik kalau tidak ada keburukan, bukan? dan karena memang dunia ini diciptakan saling beriringan, seimbang. Ada kanan dan kiri, baik buruk, besar kecil, dan seterusnya. Namun saya lebih cenderung menyukai untuk memfokuskan pada salah satu saja. Kalaupun pada akhirnya terpepet, mau tidak mau kita harus berhadapan dengan keburukan, maka jika memang kita mampu untuk mengubahnya ya ayo kita ubah sesuai kemampuan kita. ada yang lewat tulisan, ada yang langsung bertindak dengna sikap entah melarang atau menghimbau, minimal dalam hati kita mengakui bahwa keburukan itu tidak layak untuk dilakukan. Namun sekali lagi, kalau kita mampu. Dan semoga kita mengetahui standar diri kita. apakah kita mampu menolak keburukan, mengubah keburukan menjadi kebaikan, menebar kebaikan, atau melakukan semuanya (menolak yang buruk, mengubah menjadi baik, dan menebar kebaikan).
Orang yang baik bagi saya bukanlah orang yang selalu memberi materi atau nasehat kepada kita. orang yang baik juga bukan orang yang secara fisik selalu berada di samping kita kapanpun dan di manapun. Orang yang baik adalah mereka yang dikirimkan untuk kebaikan kita. Sehingga sudah tentu orang yang baik bisa jadi lebih dari satu orang. Siapapun itu, kapanpun pertemuannya, se-sebentar apapun perjumpaan dengannya. Mereka memiliki peran masing-masing yang berbeda untuk kebaikan kita.
Sering kali kita tidak sadar ada begitu banyak orang yang peduli demi kebaikan kita. entah di sengaja atau tidak disengaja. Kadang dengan nasehatnya, atau pemberiannya. Ada juga dengan gojekannya, candaannya, sindiran, atau teladan dari sikapnya. Ada yang sangat dekat dengan kita, ada juga yang bahkan kita tidak mengenalnya. Atau bisa juga dari cerita-cerita sejarah dalam dongeng, novel, atau berupa film. Sungguh, kalau saja kita mau menyadari begitu banyak kebaikan di sekeliling kita, maka kita tak akan susah payah menceri sosok teladan atau contoh kebaikan sebagai pedoman hidup kita.
Diantara orang-orang baik itu adalah ibu kita yang dengan perjuangannya melahirkan, menyusui, dan mengasuh kita. ayah kita yang menafkahi hidup kita, saudara kita yang selalu mendukung kita, sahabat dan teman seperjuangan yang juga mendukung kita. Meski terkadang ada dari sikap mereka yang membuat kita jengkel, bahkan menyakitkan hati kita. tapi entah suatu saat nanti kita akan memahaminya atau tidak, apapun yang mereka lakukan adalah benar-benar demi kebaikan kita sendiri.

Terakhir; (semoga) kebaikan selalu mengiringi langkah-langkah kita. J

1 comment: