Masa-masa
perkembangan teknologi seperti ini harus membuat kita lebih selektif dalam
melakukan hal apapun. Membaca, menulis, beraktifitas, memilih tempat, dan
sebagainya. Karena begitu banyak kebaikan dan juga keburukan yang menyebear ke
mana-mana. Kalau kita mau, kita bisa memberikan banyak kebaikan agar duia ini
dipenuhi dengan kabaikan-kebaikan. Kita bisa mengabaikan keburukan-keburukan
meski hanya dengan tidak berkomentar. Akan lebih baik kalo kita fokus pada
kebaikan-kebaikan di sekeliling kita. karena bagi saya, sedikitpun kita
berkomentar kepada keburukan, secara tidak langsung ktia sudah sedikit
terpengaruh oleh keburukan itu. Dan nantinya akan jauh lebih banyak lagi
orang-orang yang ikut berkomentar tentang keburukan itu. Sehingga menurut saya
mending mengabaikannya. Jika ada keburukan yang tersebar, maka kita tandingi
dengan menebar kebaikan. Semoga dengan banyaknya orang yang menebar kebaikan,
akan semakin banyak orang yang menebar kebaikan pula. Sehingga hal-hal tentang
keburukan akan tenggelam begitu saja.
Saya
pun menyadari, adanya kebaikan tentu juga karena adanya keburukan. Karena kita
tidak bisa menilai sesuatu itu baik kalau tidak ada keburukan, bukan? dan
karena memang dunia ini diciptakan saling beriringan, seimbang. Ada kanan dan
kiri, baik buruk, besar kecil, dan seterusnya. Namun saya lebih cenderung
menyukai untuk memfokuskan pada salah satu saja. Kalaupun pada akhirnya
terpepet, mau tidak mau kita harus berhadapan dengan keburukan, maka jika
memang kita mampu untuk mengubahnya ya ayo kita ubah sesuai kemampuan kita. ada
yang lewat tulisan, ada yang langsung bertindak dengna sikap entah melarang
atau menghimbau, minimal dalam hati kita mengakui bahwa keburukan itu tidak
layak untuk dilakukan. Namun sekali lagi, kalau kita mampu. Dan semoga kita
mengetahui standar diri kita. apakah kita mampu menolak keburukan, mengubah
keburukan menjadi kebaikan, menebar kebaikan, atau melakukan semuanya (menolak
yang buruk, mengubah menjadi baik, dan menebar kebaikan).
Orang
yang baik bagi saya bukanlah orang yang selalu memberi materi atau nasehat
kepada kita. orang yang baik juga bukan orang yang secara fisik selalu berada
di samping kita kapanpun dan di manapun. Orang yang baik adalah mereka yang
dikirimkan untuk kebaikan kita. Sehingga sudah tentu orang yang baik bisa jadi
lebih dari satu orang. Siapapun itu, kapanpun pertemuannya, se-sebentar apapun
perjumpaan dengannya. Mereka memiliki peran masing-masing yang berbeda untuk
kebaikan kita.
Sering
kali kita tidak sadar ada begitu banyak orang yang peduli demi kebaikan kita.
entah di sengaja atau tidak disengaja. Kadang dengan nasehatnya, atau
pemberiannya. Ada juga dengan gojekannya, candaannya, sindiran, atau teladan
dari sikapnya. Ada yang sangat dekat dengan kita, ada juga yang bahkan kita
tidak mengenalnya. Atau bisa juga dari cerita-cerita sejarah dalam dongeng,
novel, atau berupa film. Sungguh, kalau saja kita mau menyadari begitu banyak
kebaikan di sekeliling kita, maka kita tak akan susah payah menceri sosok
teladan atau contoh kebaikan sebagai pedoman hidup kita.
Diantara
orang-orang baik itu adalah ibu kita yang dengan perjuangannya melahirkan,
menyusui, dan mengasuh kita. ayah kita yang menafkahi hidup kita, saudara kita
yang selalu mendukung kita, sahabat dan teman seperjuangan yang juga mendukung
kita. Meski terkadang ada dari sikap mereka yang membuat kita jengkel, bahkan
menyakitkan hati kita. tapi entah suatu saat nanti kita akan memahaminya atau
tidak, apapun yang mereka lakukan adalah benar-benar demi kebaikan kita
sendiri.
Terakhir;
(semoga) kebaikan selalu mengiringi langkah-langkah kita. J
laksanakan,...^^
ReplyDelete