Tahukah
kau bagaimana susahnya menggambarkan suasana di saat-saat tertentu? Semua orang
mungkin pernah mengalaminya. Ketika kata tak bisa mewakili apapun yang sedang
dirasakannya. Beginilah dunia nyata. Bersanding dengan bermacam-macam orang, bertubrukan
dengan berbagai keyakinan, bergabung dengan aturan-aturan, dan sebagainya.
Lihatlah,
banyak sekali orang yang membutuhkan bantuan, sedangkan tak semua orang
menyadarinya, padahal mereka mengetahuinya. Saksikanlah, banyak orang yang
mampu membantu yang lainnya, tetapi tidak semua menyadarinya, sedangkan mereka
terlena dengan berfoya-foya. Ketahuilah, banyak orang yang berpendidikan,
memiliki banyak pengetahuan dalam banyak hal, tetapi kebanyakan dari mereka
justru hanya diam.
Hei,
tulisan ini sungguh tak beraturan. Sama halnya dengan kondisi otak ini yang tak
tahu apa yang sebenarnya terpikirkan. Random. Berputar-putar, meliuk-liuk
seolah-olah benar-benar tampak di depan mata. Melingkar-lingkar, berpilin-pilin
menekan ubun-ubun kepala. Fokus tak bisa, tidurpun tak bisa.
Keluarga,
akademik, organisasi, relasi, kesehatan diri, itu semua berkaitan dengan
kehidupan. Penyesalan, dosa-dosa, amalan harian, kemaksiatan, peribadatan, dan
ini semua berkaitan dengan akhirat. Padahal aku rasa semua sungguh sangat
memiliki hubungan dan keterikatan. Semua yang seolah sangat tidak teratur
padahal sesungguhnya sangat teratur. Karena sesungguhyna ketaraturan adalah
ketidakteraturan itu sendiri. Sama halnya dengan ketiadaan akan keabadiaan.
Semua pasti akan berubah. Karena pada hakikatnya yang abadi adalah perubahan
itu sendiri.
Bingung, bukan? Karena aku sendiri sebenarnya sungguh
sangat kebingungan.
No comments:
Post a Comment