Apa
yang tampak tak selalu memberikan arti sesuai penampakannya. Banyak sekal hal
yang tak tampak yang justru memberikan arti yang sebenarnya. Sehingga sering
kali kita mendengar apa yang tampak baik tak selamanya baik. Apa yang tampak
buruk tak selamanya buruk. Terlebih lagi pada manusia. Manusia memiliki dua
kecenderungan baik dan buruk. Dalam perjalanan hidupnya, dapat dipastikan
manusia memiliki pengalaman melakukan kebaikan dan keburukan. Manusia memiliki
kebiasaan-kebiasaan baik yang sudah dipahami orang lain, ada pula
kebiasaan-kebiasaan baik yang hanya dia sendiri (dan Tuhan) yang mengetahuinya.
Sementara itu manusia juga memiliki perbuatan buruk yang hanya diketahui oleh
dirinya, orang-orang yang bersamanya ketika melakukan perbuatan itu (dan tentu
saja oleh Tuhan).
Dinamika
kebaikan dan keburukan manusia sungguh sangat kompleks. Setiap hal-hal baik yang
pernah dilakukan manusia tentunya akan mendapat balasan juga di dunia dengan
kebaikan-kebaikan yang datang pada dirinya. Seringkali manusia tak sadar bahwa
kebaikan-kebaikan yang sedang datang pada dirinya merupakan balasan dari
kebaikan-kebaikan yang pernah dilakukannya. Atau mungkin kebaikan itu berupa
terjaganya rahasia keburukan tentang dirinya. Begitu juga sebaliknya; setiap
keburukan yang pernah dilakukan mendapatkan balasan pula berupa keburukan yang
menipa dirinya. Meski hanya terjatuh, sariawan, dan hal kecil lainnya. Lagi-lagi
manusiapun sering kali tak menyadari bahwa setiap keburukan-keburukan yang
sedang menimpa dirinya merupakan balasan dari kesalahan atau keburukan yang
dulu pernah dia lakukan. Atau mungkin keburukan itu pada akhirnya memberikan
kebaikan yang merupakan balasan dari kebaikan yang pernah dilakukan sekaligus
balasan dari kesalahan atau keburukan yang juga pernah dia lakukan. Sungguh
kompleks, bukan? Kau akan lebih dapat memahaminya jika kau sesekali
menghubungkan sendiri kebaikan dan keburukan yang pernah kau lakukan dengan
kebaikan dan keburukan yang baru saja kau dapatkan.
Kekompleksan
kebaikan dan keburukan manusia tidak berhenti sampai di situ saja. Karena
kebaikan dan keburukan tak selamanya berupa balasan atas apa yang pernah
dilakukan. Bisa juga kebaikan dan keburukan itu menjadi sebuah ujian dan cobaan
manusia untuk menaikkan derajat mereka di hadapan Tuhan. Jika manusia berhasil
melewati ujian dan cobaan tersebut, manusia akan dinaikkan derajatnya. Bisa
juga karena kebaikan yang berupa ujian, karena manusia tak berhasil melewatinya
dengan baik, manusia dapat menjadi hina baik dihadapan manusia maupun Tuhannya.
Kebaikan dan keburukan yang dihadapi manusiapun dapat merupakan
kombinasi antara keduanya. Kebaikan dan keburukan itu menjadi balasan atas apa
yang pernah dilakukan sekaligus menjadi cobaan atau ujian agar mereka dapat
meningkatkan derajatnya di hadapan Tuhan. Bisa jadi gara-gara keburukanmu kau
mendapatkan suatu penyakit, sekaligus karena kebaikanmu, keburukanmu atau aibmu
itu tidak tersebar ke semua orang dan tetap tersembunyi dalam memorimu. Maka,
cobalah maknai apa yang sedang kau hadapi, apa yang sedang kau jalani. Karena
selalu ada makna dalam setiap peristiwa. Dunia ini, dengan segala kejadian dan
peristiwa yang terjadi di dalamya, tidak diciptakan secara sia-sia. Meski tak
dipungkiri bahwa dunia ini hanya permainan dan senda gurau belaka.
No comments:
Post a Comment