Ada masanya ketika malam begitu sendu
Langit yang gemerlap menjadi kelabu
Membuat tiap langkah jadi tak tentu
Angin semilir membawa dingin
Menyusup, menelisik, menjadikan kult merinding
Adakah kau mendengar tangisku?
Duhai cantik
Ada cinta yang masih tersimpan di hati tapi telah kau bawa
pergi
Ada rindu yang dulu kau tanam dan kini telah mengembang
Hingga kini belum kutemui pohon rindang yang teduh
menenangkan
Tempat berlindung dibalik batangnya dari kejaran lawan
Kini kutelusuri jalan yang membelah hatimu
Kudengar harmoni cinta diiringi alunan duka
Lalu kucermati rambu-rambu yang menerangi sanubarimu
Tapi tak kutemui noktah penyesalan dan keputusasaan
Ah, layakkah aku di sisimu?
Kau bilang aku bodoh
Lalu kau pergi enam setengah bulan kemudian
Tiba-tiba
Tanpa kutahu tanda-tandanya
Daun-daunmu habis sudah berguguran
Terurai oleh bakteri dalam tanah
Kini batangmu pun sudah lapuk dimakan rayap
Sedang air dan pupuk yang cocok untuk akarmu tak dapat lagi
kutemukan
18 Agustus 2016
No comments:
Post a Comment