Mengerjakan
tugas, jalan-jalan, istirahat, bertemu teman, bukankah semua itu adalah
pilihan? Ya, semua itu adalah pilihan. Sering kali dalam hidup kita, dalam tiap
waktu yang kita punya, kita dihadapkan dengan begitu banyak pilihan. Rapat,
tugas, makan, bertemu teman, dan berbagai pilihan pada waktu tertentu. Masing-masing
waktu memiliki pilihan yang berbeda. Salahkah memilih salah satu? Bahkan justru
kita harus memilih salah satu, karena tak mungkin seseorang membelah dirinya
menjadi banyak bagian untuk melaksanakan setiap pilihan yang ada. Karena manusia
tak bisa berada di dua tempat yang berbeda dalam waktu yang sama, tetapi
manusia bisa berada dalam satu tempat yang sama dalam waktu yang berbeda.
Memilih.
Itulah yang harus dilakukan. Memang harus ada yang dikorbankan. Ketika pilihan
menunjukkan antara tugas atau jalan-jalan, maka ketika memilih jalan-jalan
berarti kita harus mengorbankan untuk menunda mengerjakan tugas yang berarti
waktu atau deadline kita semakin berkurang. Begitupun sebaliknya, ketika kita
memilih mengerjakan tugas dibandingkan jalan-jalan, berarti kita mengorbankan
diri kita untuk sejenak tidak jalan-jalan terlebih dahulu sampai tugas kita
benar-benar terselesaikan. Salahkah orang yang memilih jalan-jalan? Atau selalu
benarkah orang yang memilih mengerjakan tugas? Jawabannya belum tentu. Semua tergantung
orang yang bersangkutan. Orang yang memilih jalan-jalan harus paham dengan konsekuensinya
bahwa setelah jalan-jalan dia juga harus mengerjakan tugas dengan deadline yang
sama, tidak boleh protes jika waktunya berkurang karena digunakan untuk
jalan-jalan. Sebaliknya, orang yang memilih mengerjakan tugas juga harus paham
bahwa dia harus paham jika mungkin mengalami kepenatan ketika menghadapi
berbagai kesulitan dan permasalahan tugasnya. Dia harus rela bersabar dan pada
akhirnya setelah selesai mengerjakan tugasnya nanti dia bisa jalan-jalan jika
dia mau.
Pilihan
manakah yang kau pilih?
Bagiku,
seperti pepatah lama berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Perjuangan
di awal memang selalu terasa berat, namun dengan kesabaran dan ketabahan,
yakinlah bahwa buah dari kesabaran dan ketabahan itu sungguh menakjubkan,
mengagumkan, hingga tak ada kata lagi yang dapat menjelaskan.
Bagaimana
dengan orang yang memilih berenang-renang ke hulu, berakit-rakit ke tepian?
Itupun sudah menjadi pilihannya. Asal jangan sampai dia mengeluh untuk tidak
mengerjakan tugas yang menjadi kewajibannya. Karena tentu pada akhirnya nanti
semua akan diminta pertanggungjawaban.
Pada
kenyataannya dalam kehidupan, pilihan tak sekedar menentukan antara tugas dan
jalan-jalan. Begitu banyak pilihan yang akan kita hadapi, bahkan bisa jadi
lebih banyak, sesuai dengan banyaknya peran yang menempel dalam diri kita. Peran
dalam sekolah atau kuliah, dalam keluarga, masyarakat, serta mungkin
organisasi-organisasi atau kelompok-kelompok yang kita terlibat di dalamnya.
Bagaimana
jika ada orang yang tak setuju dengan keputusan kita?
Bagiku,
mereka hanya tidak tahu. Mereka tidak paham hal apa saja yang kita pikirkan
atau pertimbangkan. Mengapa kita harus repot-repot mengurus orang yang tidak
paham? Toh manfaatnya kita sendiri yang merasakan, dan justru bisa jadi
merekalah yang mendapat rugi. Biarlah, tak perlu terpengaruh terhadap penilaian
orang terhadap diri kita. Seringkali manusia hanya melihat apa yang tampak, dan
justru yang tidak tampaklah yang menjelaskan semuanya. Yakinlah dengan
pilihanmu, yakinlah dengan segala pertimbangan baik yang sudah kau pikirkan
matang-matang, kalaupun dengan orang lain bertentangan, bersabar dan
berhati-hatilah dalam menyikapinya, karena seringkali orang yang tidak paham
terlalu cepat menyimpulkan.
Pilihan
bagiku adalah sebuah pilihan yang bisa lebih bermanfaat baik bagi diri sendiri
maupun orang lain di sekitar. Dibandingkan pilihan egois yang memikirkan diri
sendiri untuk mendapatkan sebuah kenikmatan atau kebahagiaan, tetapi melupakan
kenikmatan dan kebahaigaan orang-orang di sekitar. Selama masih ada hal yang
bisa dilakukan untuk memberi manfaat kepada diri sendiri sekaligus juga
bermanfaat bagi orang lain, maka itulah prioritas pertama dan utama. Sedang kemanfaatan
yang dirasakan sendiri tanpa melibatkan orang lain di dalamnya maka itu menjadi
prioritas akhir.
Apakah
prioritas ini yang paling benar? Belum tentu, itu hanyalah pendapat dan
pandanganku, dan bisa jadi suatu saat prioritas itu bisa berubah. Karena di
dunia ini kita menentukan pilihan yang tepat sesuai dengan kondisi dan situasi
yang ita hadapi, tetapi tetap berasaskan terhadap kebenaran yang sejati. Karena
setiap pilihan mengandung investasi, konsekuensi dan resiko yang setara dengan
pilihan yang ada. Ketika seseorang telah menentukan pilihannya maka dia mau
tidak mau akan berhadapan dengan ketiganya (investasi, konsekuensi dan resiko).
Namun, sedikit orang yang bisa memahami dan menghadapinya dengan penuh
kesadaran. Mereka hanya asal-asalan menentukan pilihan dan baru sadar ada konsekuensi
dan resiko di depannya.
Sadarlah
dengan kehidupan! Pikirkan dengan matang! Tentukan pilihan! Dan nanti, tunggulah
masa pertanggungjawaban! J
11
– 17 Oktober 2015
Tengah
Perumahan Swakarya
No comments:
Post a Comment